Budaya Kerja

Budaya Kerja LLDIKTI Wilayah IX mengacu kepada Budaya Kerja yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan, sebagai berikut:

1. Memiliki Integritas
Keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Indikator positifnya yaitu Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran; Jujur dalam segala tindakan; Menghindari benturan kepentingan; Berpikir positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi; mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Indikator perilaku negatif yang harus dihindari adalah Melakukan tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN); melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan; melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi; menerima pemberian (gratifikasi) daam bentuk apapun di luar ketentuan

Contoh Perilaku Positif: Berani menyampaikan pendapat bila terjadi hal yang menyimpang; melakukan perjalanan dinas/workshop sesuai dengan durasi kebutuhan organisasi; melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku; masuk kerja dengan tepat waktu; memakai seragam sesuai ketentuan.
Contoh Perilaku Negatif: Membuat laporan pengeluaran fiktif; mengajak keluarga dengan menggunakan biaya perjalanan dinas; mengutip biaya di luar tarif yang berlaku; menerima hadiah dari vendor/hotel/masyarakat.

2. Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Indikator positifnya yaitu memiliki pola pikir, cara pandang dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru; selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjuran; bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif; berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien. Adapun Indikator negatifnya yaitu merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai; bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan monoton.

Contoh Perilaku Positif: Membuat SOP yang dapat mempercepat proses kerja; membuat notulensi rapat secara langsung dengan laptop; mendengarkan pendpat peserta rapat secara bijak; mendistribusikan surat secara paperless; menggunakan sosial media dalam melayani dan berkomunikasi baik dengan masyarakat maupun kalangan internal.
Contoh Perilaku Negatif: tidak melakukan evaluasi pekerjaan untuk pengembangan selanjutnya; menggunakan pola kerja yang sama/rutin; menyusul program kerja yang sama dengan tahun sebelumnya.

3. Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Adapun indikator positifnya yaitu responsif melayani kebutuhan stakeholder; bersikap proaktif terhadap kebutuhan organisasi; memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dan mampu mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah. Adapun indikator negatifnya yaitu hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan; mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan, beragumentasi bahwa apa yang ada lakukan telah disetujui oleh semua anggota tim.

Contoh perilaku positif: Sigap dalam melayani kebutuhan pengguna layanan; Menyajikan bahan rapat secara cepat tanpa diminta atasan; Menghadiri rapat 5 menit sebelum dimulai; Berani mengungkapkan penyimpangan berdasarkan data yang akurat.
Contoh perilaku Negatif: Pasif dalam menunggu perintah dari atasan; Malas memberikan pendapat dalam suatu rapat/diskusi

4. Pembelajar
Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi profesionalisme. Adapun indikator positifnya yaitu berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman, mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran atas setiap kesalahan, berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja. Adapun indikator negatifnya yaitu tidak memanfaatkan waktu dengan baik, enggan mempelajari hal yang baru, malas bekerja/bertanya/berdikusi.

Contoh prilaku positif: Mengikuti seminar/pelatihan/workshop dengan antusias; melakukan introspeksi terhadap diri sendiri; membuat resume pelatihan dan mengirimkan kepada rekan kerja; berdikusi baik formal/informal terkait program kerja.
Contoh perilaku Negatif: Malas membaca buku; tidak mengikuti pelatihan secara penuh; Malas menghadiri undangan sosialisasi program kerja dari K/L lain.

5. Menjunjung Meritokrasi
Menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten. Adapun indikator positifnya yaitu berkompetisi secara profesional, memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi pegawai, memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja, tidak sewenang-wenang, dan tidak mementingkan diri sendiri. Adapun indikator negatifnya yaitu menduduki jabatan yang tidak sesuai dengan kompetensinya, mendapatkan promosi hanya karena kedekatan/primordialisme.

Contoh Perilaku Positif: Mendorong rekan kerja mengikuti seleksi terbuka, memberikan penlaian SKP secara obyektif, memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan kompetensi, menghindari diskriminasi terhadap perbedaan etnis, ras, agama dan usia; tidak menutup informasi untuk pengembangan karir pegawai lain
Contoh perilaku Negatif: melakukan praktik nepotisme dalam melantik pegawai; melakukan seleksi pegawai tidak berdasar pada kompetensi

6. Terlibat Aktif
Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Indikator positifnya yaitu terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi Kementerian, memberikan dukungan kepada rekan kerja. Adapun Indikator negatifnya yaitu tidak peduli dengan aktifitas lingkungan sekitar (apatis) dan bersifat pasif, menunggu perintah.

Contoh perilaku Positif: mengikuti peringatan upacara hari besar nasional, mengikuti upacara bendera, bersosialisasi dengan masyarakat untuk menciptakan public trust, sebagai atasan, memberikan teladan bagi bawahannya, sebagai bawahan, loyal dan disiplin terhadap setiap tugas yang diberikan.
Contoh Perilaku Negatif: Malas untuk mematikan AC, komputer dan perangkat elektronik lainnya yang tidak digunakan, Mengisi form aktifitas harian setelah diminta.

7. Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi. Indikator positifnya yaitu penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan; rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya; menunjukkan sikap 4S (Senyum, sapa, sopan dan santun). Adapun indikator negatifnya yaitu melakukan pekerjaan dengan terpaksa, berburuk sangka terhadap rekan kerja.

Contoh Perilaku Positif: Bekerja sesuai dengan SKP yang direncanakan; mengantar tamu yang berkunjung ke kantor dengan hati yang ikhlas; saling menghormati antar sesama pegawai.
Contoh Perilaku Negatif: menyelesaikan pekerjaan tanpa cek dan ricek, sulit menjalin kerjasama dengan rekan kerja dalam mencari solusi terbaik.

Unduh:
http://kemdikbud.go.id/main/files/download/b0227a69fb7a766
http://kemdikbud.go.id/main/files/download/a016fbed96ccb08